Skip to main content

Drama KL eps #3

15 November 2017

Hari ini kemana?
Niat sih ke Colmar Tropicale, tapi we'll see. Apakah kami masih dapat tiket bus ke sana?


Sarapan Subway


Ini nih yang bikin penasaran kalo lagi ke luar negeri. Akhirnya kesampean juga makan subway. semacam sandwich, tapi ugh susah deh dijelasin. Di Jakarta ada sih semacam ini, tapi rotinya besar dan agak susah digigit karena dipanggang. Mulut mesti nganga lebar. Kalo subway, rotinya empuk dan lebih mudah digigit. Kami ambil menu yang RM13, udah dapat sandwich, minum, dan cookies.


Berjaya Times Square
Nah, kalo mau ke Colmar Tropicale beli tiket bus di sini. Dari KL Sentral, naik monorel ke stasiun Imbi. nanti keluarnya udah masuk mall. Tempat beli tiketnya ada di lantai 8. Naik lift aja. Keluar lift tinggal belok kiri, nanti ketemu deh x-banner Colmar Tropicale. Sayangnya, bus ke sana sudah full booked.
Kami pun mengubah rencana jadi city tour di daerah Dataran Merdeka, Petaling Street, Masjid Jamek, dan sekitarnya.




Strolling Around
Ke Petaling Street, kawasan pecinan dan ini pasar. Kalau diperhatikan mirip pasar baru, tapi dengan nuansa dan ornamen khas pecinan. Bagian atas tertutup kanopi. Jadi kalau hujan, gak langsung kebasahan laaah..


Mau cari oleh-oleh? Ya di sini. Macem magnet kulkas, tas dan kaos dengan print gambar atau tulisan KL, gantungan kunci, gunting kuku, atau hiasan twin tower untuk pajangan di meja atau lemari pajangan di ruang keluarga. Harga RM 10 untuk per 6pcs gunting kuku/gantungan kunci dan 3pcs untuk magnet kulkas. Kalau kaos RM20 dapat 3pcs.

Lanjut ke Sri Mahamariamman Temple. Selalu takjub dengan ornamen temple sejenis ini. Detail dan penuh warna. Masuk ke harus menitipkan sepatu dan berdonasi sekitar RM2. Kalau pakai celana atau tok di atas lutut, akan diberikan sarung untuk dipakai selama berkunjung. Si dedek pengen banget pakai sarung karena menurutnya bagus. Sayang, sama penjaga gak dikasih karena dia sudah pakai pakaian yang tertutup.





Tak jauh dari Sri Mahamariamman Temple, ada Guan Di Temple.


Lanjut berjalan kaki menuju Masjid Jamek dan Dataran Merdeka. Kok jalan kaki? Yap, kalo di luar negeri cukup nyaman berkeliling dengan berjalan kaki. Makanya kami lebih sering berjalan kaki. Bisa eksplor foto dan berhenti istirahat di mana aja dan kapan aja.






Bukit Bintang
Puas city tour, kami berusaha mencari Go KL, bus gratis yang akan membawa kami ke Bukit Bintang. Dibayangkanku sih Bukit Bintang tuh sebuah daerah, ramai, banyak turis. Nah, tapi dedek mengira Bukit Bintang tuh kayak Malioboro, Jogja. Jalan lurus, tapi rame dan ada banyak excitement.
Sempet salah jurusan naik Go KL dan kedinginan di dalam bus. Akhirnya sampai Bukit Bintang langsung masuk KFC gara-gara kalimat dedek, "kata temenku coba ke KFC atau McD pasti ada menu yang gak ada di Jakarta". Selesai makan, rencana selanjutnya ke KLCC. Mau lihat Petronas Twin Tower yang ikonik ituuu.. Keluar KFC langkah kami terhenti gara-gara dengar penyanyi jalanan nyanyi lagi Jaran Goyang. Kami dangdutan duluuuu hahahahaha.

KLCC - Twin Tower
Baru sadar kalo udah malam. Degdegan, bakal keburu atau enggak buat foto di Twin Tower. Setelah maksa dan tanya petugas kapan kereta terakhir, kami buat rencana untuk foto dari jauh aja biar menaranya keliatan utuh. Ealahdalah, ternyata begitu keluar stasiun, menaranya udah menjulang tepat di atas kami. Kami berjalan, setengah lari sih, cari spot foto. Setelah nemu, langsung foto-foto tanpa cek hasilnya. Foto aja terus yang banyak. Bagus atau enggak nanti ajah.
Merasa puas, kami langsung lari-larian menuju stasiun. Takut ketinggalan kereta terakhir ke KL Sentral !



Namanya juga drama. Bersambung teruuuuuusss...
Kira-kira hari terakhir bakal drama juga gak yah?

Comments

Popular posts from this blog

#TentangBrunei: Belanja Oleh-oleh di Brunei

Assalamu'alaikum, Bagian tersulit dari perjalanan kali ini adalah cari oleh-oleh. Sebenarnya aku sudah memulai mengurangi belanja oleh-oleh untuk orang lain, pengecualian ke teman dekat dan tim kerja yang kelimpahan pekerjaanku saat aku cuti. Kalau untuk diri sendiri aku masih suka beli. Minimal, magnet kulkas atau tumbler  Starbucks geographic series. Tapi karena salah satu temanku ini sangat suka membeli oleh-oleh, jadi kami harus banget beli oleh-oleh. Bagi (kebanyakan) orang Indonesia, memberikan oleh-oleh untuk orang-orang terdekat setelah melakukan perjalanan atau liburan menjadi semacam kewajiban. Selama di Brunei cukup bingung mencari toko yang menjual souvenir dengan ciri khas Brunei. Bahkan mencoba googling pun, menurutku hasilnya kurang memuaskan. Setelah bertanya ke pemilik apartemen, kami diarahkan ke toko Happy Star Brunei Souvenir Shop yang berada di daerah Gadong. Di sini kalian bisa menemukan gantungan kunci, magnet hiasan kulkas, hiasan meja dari akrili...

LOOKBOOK - lihat saya !!!

yuhhuuuuu udah lama banget yah gak update blog ini. selama ini, daku cuma bermin sambil kuliah. hehe :P kali ini mau cerita akhir-akhir ini lagi sibuk apa. yak akhir-akhir ini seneng banget sama foto-foto. tapiiiiiiii foto fashion. project ini di kerjakan bareng ami dan emir. awalnya sih cuma cerita sama emir kalo gw suka foto-foto sendiri di kamar pake outfit yang buat gue unik dan bikin hti senang. ternyata si emir juga suka. trus akhirnya dia nunjukin web lookbook. gara-gara itu lah, akhir pekan kita mulai foto. percobaan pertamanya sih si emir, setelah itu kita jadi suka belanja dan kita pake buat di foto. nih gue kasih unjuk beberapa fotonyah: ni foto dia waktu takut ketauan orang gara-gara cuma pake semacem tanktop foto doi yang lain. barusan kata cowok gw, mirip engkong-engkong kalo yang ini mah gw. yang fotoin? yaaaahh si emir itu sebagian ajah dr foto kita (aslinya sih lupa foto yang lain ada dimana. hehe) tempat foto kita yang terjauh tuh ada di Candi Su...

Lampung, Way Kambas, dan Cerita Tentang Gajah

Hari kedua di Lampung. Kami sudah janjian dengan pak Tino untuk dijemput pukul 08:00 dan langsung menuju Way Kambas. Sekitar pukul 08:30, setelah sarapan di penginapan, kami langsung checkout dan berangkat ke Way Kambas. Perjalanan yang di tempuh cukup atau mungkin sangat jauh. Kurang lebih 110 km dari Bandar Lampung atau sekitar 2-3 jam perjalanan. Sepanjang perjalanan, jalan tak selalu mulus. Ya sebelum berangkat ke Lampung, saya membaca beberapa tulisan yang menyayangkan kondisi jalan menuju tempat wisata di Lampung. Padahal potensi wisata di Lampung cukup banyak. ketemu gajah dan mahout saat menuju TNWK Sekitar pukul 11:00, kami sampai di gerbang masuk. Kami harus membayar Rp30.000 untuk tiket masuk berdua (driver sering kali tidak dikenakan tiket masuk tempat pariwisata, kecuali mobil tetap bayar). Memasuki Taman Nasional Way Kambas, ditengah perjalanan kami melihat sekumpulan monyet di pinggir jalan. Sepertinya merek berharap pengunjung yang lewat memberinya makanan. ...