Berawal dari Catur yang lihat iklan promo sebuah maskapai, dibuka-buka, cek harga PP, dan dadakanlah kami berangkat ke KL. Persiapan gak begitu banyak dan ribet Cuma baca-baca majalah traveling dan blog orang yang sudah pernah ke KL.
13 November 2017
Pesawat take off pukul 01:30, yang terjadi:
Entah kenapa kerjaan belum selesai. Gak enak sama teman yang besok bakal back up kerjaan, tapi data dari gw belum lengkap. Proses excel lambat banget dan si dedek masih sibuk repacking.
Pukul 00:00 ke bandara. Berharap sampai bandara bisa beli makan dulu. Kenyataannya, RUANG CHECK IN SUDAH SEPI DAN DILAYAR MENUNJUKKAN "GATE OPEN"
Pesawat take off pukul 01:30, yang terjadi:
Entah kenapa kerjaan belum selesai. Gak enak sama teman yang besok bakal back up kerjaan, tapi data dari gw belum lengkap. Proses excel lambat banget dan si dedek masih sibuk repacking.
Pukul 00:00 ke bandara. Berharap sampai bandara bisa beli makan dulu. Kenyataannya, RUANG CHECK IN SUDAH SEPI DAN DILAYAR MENUNJUKKAN "GATE OPEN"
14 November 2017
Hampir gak bisa check in dan kami jadi bahan hiburan petugas karena nurut aja disuruh lari ke arah imigrasi dan ruang tunggu. Ngomongnya pun tanpa ekspresi, "Lain kali kalo internasional 2 jam sebelum yah. Lari. Sekarang." Sambil nunjuk ke arah imigrasi. Langsung dong kami berdua lari kebagian imigrasi. Selesai cek di bagian imigrasi, langsung lari lagi. Eh, si Catur malah asyik ngobrol sama petugas lalu lari ke arah gw dan berkata sambil terengah-engah, "Mbak May, kata petugasnya 'Tenang aja. Ditungguin kok.'"
Hampir gak bisa check in dan kami jadi bahan hiburan petugas karena nurut aja disuruh lari ke arah imigrasi dan ruang tunggu. Ngomongnya pun tanpa ekspresi, "Lain kali kalo internasional 2 jam sebelum yah. Lari. Sekarang." Sambil nunjuk ke arah imigrasi. Langsung dong kami berdua lari kebagian imigrasi. Selesai cek di bagian imigrasi, langsung lari lagi. Eh, si Catur malah asyik ngobrol sama petugas lalu lari ke arah gw dan berkata sambil terengah-engah, "Mbak May, kata petugasnya 'Tenang aja. Ditungguin kok.'"
Bener aja! Mau masuk ruang tunggu, sempet disuruh buka tas dan ngabisin air minum. Untung haus karena disuruh lari-larian. Sampai ruang tunggu, masih penuh! Kayaknya gate baru dibuka dan harus antri naik bus untuk menuju pesawat. Sampai di depan pesawat pun, antri masuk.
Di dalam pesawat kursi kami terpisah aisle. Gak masalah. Toh masih satu baris dan sepanjang jalan kami tertidur. Paling melek kalo tiba-tiba pesawat sedikit berguncang atau lampu kabin terang benderang karena awak kapal lagi jualan.
Hampir 2 jam penerbangan, tibalah captain berkata,"cabin crew landing position."
Lampu dimatikan, seat belt terpasang, dan gw masih dalam kondisi tidur ayam. Rasanya lamaaaaaaa banget gak mendarat. Pesawatnya kayak cuma muter-muter aja. Mungkin nunggu izin landing. Ternyata dugaan gw salah! Suasana mencekam dimulai.
Lampu dimatikan, seat belt terpasang, dan gw masih dalam kondisi tidur ayam. Rasanya lamaaaaaaa banget gak mendarat. Pesawatnya kayak cuma muter-muter aja. Mungkin nunggu izin landing. Ternyata dugaan gw salah! Suasana mencekam dimulai.
Tiba-tiba pesawat seperti mobil yang lagi melaju kencang, lalu tiba-tiba ada "polisi tidur" atau speed stopper atau traffic bump. Kaget tuh. Lalu agak terbangun dari tidur. Gak lama, ketika dirasa udah stabil, ketiduran lagi. Tiba-tiba guncangan lagi dan semakin sering. Akhirnya benar-benar terjaga dan rasanya super degdegan dan takut di dalam peswat yang gelap, jauh dari daratan, dan duduk terpisah dari si dedek. Rasanya tuh di dalam pesawat pagi itu seperti naik bus ke arah Jawa Timur dan duduk dibagian belakang (yang pernah naik Mira, Eka, Sumber, dan sejenis lainnya pasti tau rasanya seperti apa). Suasana semakin terasa mencekam ketika rasanya di dalam pesawat sama aja kayak naik kora-kora di Dufan. Jantung lo kayak ketinggalan di atas padahal badan lo udah turun dibawah. Bahkan lo bisa beberapa cm melayang di atas kursi lo efek turbulence. Gue banyak-banyak istigfar. Beneran ngeri !!! Apa lagi denger rombongan umroh yang mulai teriak "Allahu Akbar" tiap kali pesawat berubah jadi kora-kora. Rasanya yah, gw pengen pegangan tanya sama dedek! Tapi kayaknya gak mungkin karena udah pake seatbelt aja kami bisa melayang dari kursi. Kalo pegangan tangan takutanya malah kenapa-kenapa. Di dalam gelap mencekam, bisa-bisanya si dedek komat-kamit berbisik, "aku kebelet pipis!".
Hal menakutkan berakhir. Alhamdulillah kami mendarat dengan selamat. Landasannya pun sepertinya mulus karena gak ada goncangan berarti ketika menyentuh daratan. Turun dari pesawat, kamar kecil adalah tujuan utama. Hahahahaha....
Dari ditu kami melanjutkan perjalanan sambil cerita kekhawatiran sebelum mendarat. Ternyata si dedek juga berpikiran hal yang sama, pengen berpegangan tangan pas turbulence. Ah, apa daya. Kami terpisah aisle.
Dari ditu kami melanjutkan perjalanan sambil cerita kekhawatiran sebelum mendarat. Ternyata si dedek juga berpikiran hal yang sama, pengen berpegangan tangan pas turbulence. Ah, apa daya. Kami terpisah aisle.
Dari tempat mendarat sampai ke imigrasi, bahkan sampai keluar menunggu bus ke arah KL Sentral harus berjalan kaki cukup jauh! Beneran deh jauh banget! Sambil menuju imigrasi, kami nemu konter paket data. Tanya-tanya dan sekalian beli paket data untuk 3 hari. Kami beli Hotlink seharga RM35. Pas beli cukup kasih paspor untuk di data dan petugas konter yang bakal setting hp kami. Lanjut perjalanan menuju imigrasi dan naik bus menuju KL sentral. Perjalanan bakal ditempuh dalam waktu 1 jam. Selama itu, gw udah tak sadarkan diri lagi. Lelap. Mencoba melupakan tragedi menjelang mendarat.
Kalo bingung, tenang aja. Banyak petugas yang siap menjawab pertanyaan.
Gak bisa bahasa inggris? Tenang aja. Kan Malaysia pakai bahasa melayu. Hampir sama dengan bahasa Indonesia kok. Yang penting pelafalan jelas biar mereka mengerti. Nah, kalo kita siap-siap aja buat memahami logat mereka dan bahasa yang campur-campur. Kayak SingLish kok. Hihihihihi
Comments
Post a Comment