Skip to main content

Semalam di Pulau Pari




Prolog
Tiap kuartal, di kantor saya ada alokasi dana untuk refreshment tiap tim. Nah, pertama kali kita pakai dana refreshment, tim operation finance bergabung sama tim payment outbound sewa vila di daerah Puncak. Acaranya gak cuma staycation aja. Kita jalan-jalan ke De Ranch, main games di vila, barbecue ala kadarnya, tukar kado, dan malamnya kita ke Puncak Pass buat sekedar ngobrol sambil makan mie. Nah, refreshment selanjutnya, tim operation finance cuma makan, makan, dan makan. Sampai bosen. Sampai merasa, "malu ah, masa update nya makan-makan mulu".
Akhirnya, kita cari paket wisata ke Pulau Pari.

Di manakah Pulau Pari?
Pulau Pari merupakan bagian dari Kepulauan Seribu dan masih bagian dari Provinsi DKI Jakarta. Butuh waktu sekitar 2-3 jam perjalanan dengan kapal biasa (bukan speed boat) dari Dermaga Kali Adem.
Cara ke Kali Adem? Gampang banget! Bisa naik transjakarta jurusan Kota-Kali Adem. Ukuran bus rute ini yang tipe kopaja dan armada bus sedikit. Jadi, kalau pas jam kapal berlabuh, langsung penuh penumpang.

Ngapain aja di Pulau Pari?
1.     Main air dan ke pulau pasir di Pantai Pasir Perawan



Tujuan utama ke pulau, ya main di pantai. Begitu sampai homestay, langsung menuju Pantai Pasir Perawan. Gak begitu jauh dari homestay, bisa jalan kaki atau naik sepeda. Masuk ke Pantai Pasir Perawan gratis ya karena sudah termasuk paket wisata. Kalau datang sendiri, ada kotak untuk retribusi. Di sana ada semacam pulau pasir. Jadi, kalau air surut kita bisa ke pulau pasir tanpa basah-basahan. Kalau ada air, kira-kira setinggi lutut. Di pulau pasir di bikin ayunan. Makanya banyak orang ke sana, walaupun mesti basah demi foto kece. Selain itu bisa juga camping di pinggir pantai.






2.     Snorkeling di Laut Jawa



Kesannya serem banget ya main di laut lepas, tapi bener dong, kan Kepulauan Seribu letaknya di perairan Laut Jawa.
Ketika kita sampai di spot snorkeling, masih sepi. Cuma ada dua kapal dan jaraknya pun berjauhan. Lama kelamaan, langsung ramai. Penuh kapal parkir dan rombongan wisatawan yang mau snorkeling juga. Seketika jadi kayak di Pantai Ancol. Ramai kayak cendol.





Mesti hati-hati banget pas snorkeling karena banyak karang dan ada bulu babi. Sayang, alat snorkeling hanya pelampung dan google tanpa fin. Mungkin tanpa fin biar gak merusak karang, tapi beberapa teman ada yang cedera karena tanpa sadar kena karang.

 

3.     Banana Boat



Layaknya banana boat pada umumnya, tapiiiiiiii meski pun diajak jalan ke arah laut lepas, ditebalikinnya cuma sekali di dekat titik start banana boat. Mungkin maksudnya biar kalau harus berenang gak jauh dan terasa lebih aman karena banyak orang yang kalau terjadi sesuatu bisa segera ditolong.



4.     Bersepeda keliling pulau
Pulau Pari bisa dikatakan pulau kecil. Alasannya, kamu bisa jelajahi pulau dalam sehari. Kalau harus jalan kaki yaa lumayan jauh dan capek. Mending bersepeda aja!
Paket wisata yang kita pilih sudah termasuk sepeda. Jadi, ketika sampai homestay, sepeda sudah terparkir rapi di halaman sesuai dengan jumlah anggota rombongan kita. Sayangnya beberapa kondisi sepeda kurang layak. Misalnya, gak ada rem, keranjang pecah, stang oleng, mulai berkarat.



5.     Menikmati sunset di Pantai Bintang atau Pantai LIPI

Menurut pemandu wisata, kalau mau lihat sunset bagusnya di Pantai Bintang atau Pantai LIPI. Jadi, berangkatlah kita ke sana. Kedua pantai itu tidak termasuk di paket wisata yang kita pilih. Jadi harus merogoh kocek Rp2.000-2.500. Masih terjangkaulah yaaa..


Ternyata, kalau diperhatikan, Pantai Bintang dan Pantai LIPI berada di garis pantai yang sama. Bedanya, Pantai LIPI (sesuai namanya) dikelola oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Sepertinya di dalam gak hanya pantai, tapi juga ada bangunan yang berisi info seputar pengetahuan yang ada di pulau pari. (Kita gak masuk jadi cuma menerka ada apa di pantai LIPI). Kita ke Pantai Bintang. Konon katanya di sana banyak bintang laut.
Sayang, langit berawan. Tidak ada sunset sore itu.

6.     Barbecue



Ini termasuk dari paket wisata kita, tapi kita nambah menu lagi karena sekalian mau bikin kejutan buat bu bos. Ku kira kita yang bakar-bakar, ternyata udah dibakarin  ikannya enak kok. Sepertinya sudah diasap sebelum dibakar karena bumbunya berasa sampai ke dalam!

7.     Menanti sunrise di Bukit Matahari
Bukit Matahari, bukan bukit seperti umumnya yang biasa kamu bayangkan.
Tempatnya sama seperti tempat naik dan turun dan kapal yang mengangkut kita ke daratan, tapi arahnya menjorok lagi ke laut. Banyak batu karang. Bagus kok. Mungkin disebut bukit karena untuk menuju kesana jalanannya sedikit menanjak. Sayang, hari itu  mataharinya malu-malu. Jadi gak bisa lihat sunrise.



8.     Makan telur gulung
Sebetulnya makannya ini banyak ditemui di Jakarta, tapi berasa jadi “wah” karena banyak banget penjual telur gulung di Pulau Pari. Gak Cuma telur gulung, ada sosis, bakso, cilor, dan semuanya di goreng pake telur! Buat pecinta telur goreng, surga banget sih! Karena penjualnya banyak, jadi tinggal pilih sesuai selera aja, mana penjual yang yang menjual dengan rasa yang enak.



Sebenarnya, ke Pulau Pari bisa kok sendiri. Maksudnya tanpa ikut paket tur. Di sana banyak homestay yang cuma satu kamar, warung makan, dan ada juga penyewaan sepeda. Mungkin bagian susahnya ketika mau snorkeling. Pasti mahal sewa kapal kalo gak rame-rame.


Sejauh ini, tim yang tadinya hobi makan-makan, menikmati juga jalan-jalan kayak gini. Bahkan, mulai ketagihan. Jadi, refreshment selanjutnya kita ke mana guys?


























Comments

Popular posts from this blog

#TentangBrunei: Belanja Oleh-oleh di Brunei

Assalamu'alaikum, Bagian tersulit dari perjalanan kali ini adalah cari oleh-oleh. Sebenarnya aku sudah memulai mengurangi belanja oleh-oleh untuk orang lain, pengecualian ke teman dekat dan tim kerja yang kelimpahan pekerjaanku saat aku cuti. Kalau untuk diri sendiri aku masih suka beli. Minimal, magnet kulkas atau tumbler  Starbucks geographic series. Tapi karena salah satu temanku ini sangat suka membeli oleh-oleh, jadi kami harus banget beli oleh-oleh. Bagi (kebanyakan) orang Indonesia, memberikan oleh-oleh untuk orang-orang terdekat setelah melakukan perjalanan atau liburan menjadi semacam kewajiban. Selama di Brunei cukup bingung mencari toko yang menjual souvenir dengan ciri khas Brunei. Bahkan mencoba googling pun, menurutku hasilnya kurang memuaskan. Setelah bertanya ke pemilik apartemen, kami diarahkan ke toko Happy Star Brunei Souvenir Shop yang berada di daerah Gadong. Di sini kalian bisa menemukan gantungan kunci, magnet hiasan kulkas, hiasan meja dari akrili...

LOOKBOOK - lihat saya !!!

yuhhuuuuu udah lama banget yah gak update blog ini. selama ini, daku cuma bermin sambil kuliah. hehe :P kali ini mau cerita akhir-akhir ini lagi sibuk apa. yak akhir-akhir ini seneng banget sama foto-foto. tapiiiiiiii foto fashion. project ini di kerjakan bareng ami dan emir. awalnya sih cuma cerita sama emir kalo gw suka foto-foto sendiri di kamar pake outfit yang buat gue unik dan bikin hti senang. ternyata si emir juga suka. trus akhirnya dia nunjukin web lookbook. gara-gara itu lah, akhir pekan kita mulai foto. percobaan pertamanya sih si emir, setelah itu kita jadi suka belanja dan kita pake buat di foto. nih gue kasih unjuk beberapa fotonyah: ni foto dia waktu takut ketauan orang gara-gara cuma pake semacem tanktop foto doi yang lain. barusan kata cowok gw, mirip engkong-engkong kalo yang ini mah gw. yang fotoin? yaaaahh si emir itu sebagian ajah dr foto kita (aslinya sih lupa foto yang lain ada dimana. hehe) tempat foto kita yang terjauh tuh ada di Candi Su...

Lampung, Way Kambas, dan Cerita Tentang Gajah

Hari kedua di Lampung. Kami sudah janjian dengan pak Tino untuk dijemput pukul 08:00 dan langsung menuju Way Kambas. Sekitar pukul 08:30, setelah sarapan di penginapan, kami langsung checkout dan berangkat ke Way Kambas. Perjalanan yang di tempuh cukup atau mungkin sangat jauh. Kurang lebih 110 km dari Bandar Lampung atau sekitar 2-3 jam perjalanan. Sepanjang perjalanan, jalan tak selalu mulus. Ya sebelum berangkat ke Lampung, saya membaca beberapa tulisan yang menyayangkan kondisi jalan menuju tempat wisata di Lampung. Padahal potensi wisata di Lampung cukup banyak. ketemu gajah dan mahout saat menuju TNWK Sekitar pukul 11:00, kami sampai di gerbang masuk. Kami harus membayar Rp30.000 untuk tiket masuk berdua (driver sering kali tidak dikenakan tiket masuk tempat pariwisata, kecuali mobil tetap bayar). Memasuki Taman Nasional Way Kambas, ditengah perjalanan kami melihat sekumpulan monyet di pinggir jalan. Sepertinya merek berharap pengunjung yang lewat memberinya makanan. ...