Skip to main content

Finally, Bali #2

#2

Jumat, 5 Oktober 2018

Nusa Penida !!!
Yak, rencana di hari kedua adalah ke Nusa Penida. Pulau ini lagi naik daun karena pantainya! Mumpung udah sampe Bali, sayang banget kalo gak ke Nusa Penida. Masa cuma bisa berdoa dan berharap tiap kali lihat postinga foto Pantai Kelingking? Nooooo, let's make it come true!


Kami half day tour dengan agen tour and travel di sana. Ekspektasi awal, karena pergi di hari kerja, kemungkinan sepi pengunjung. Ah, lupa kalau ini di Bali. Turis lokal memang jarang, tapi turis asing selalu ada! Jadi, Nusa Penida tetap dipenuhi oleh turis mancanegara. Lalu kecewa karena gak sesuai ekspektasi? Enggaaaaakkk... malah seru!


Naik kapal dari Pantai Sanur. Nama provider kapalnya mola-mola. Sebenarnya banyak kapal ke Nusa Penida, tapi agen tour and travel yang kita pilih kerja sama dengan kapal bernama mola-mola. Lokasi loketnya ada di paling ujung dari sepnjang jalan yang menjual tiket kapal ke Nusa Penida. Ketika sampai di depan loket, kami tinggal sebut nama contact person agen tour and travel, lalu petugas loket kasih kami tiket kapal pp. Tidak ada nomor tempat duduk, jadi bebbas mau duduk di mana. Perjalanan dari Pantai Sanur menuju Nusa Penida kurang lebih 2 jam. Sampai di sana, sudah ditunggu Bli Made, yang akan mengantar kami melihat indahnya Nusa Penida!


Di awal, sempat menduga kalo Bli Made cuek banget karena benar-benar cuma diam dan dari kita pun gak ada yang brusaha mencairkan suasana. Ditambah lagi, setelah jalanan mulus habis dan memasuki jalan berbatu, bawanya ngebuuuuuutt. Ternyata, sepertinya Bli Made memang pendiam, jadi kelihatannya cuek banget. Lama-lama pun akhirnya suasana cair juga. Oiya, kebanyakan pengunjung di Nusa Penida bakal naik mobil, padahal jalannya tuh berbatu dan kecil. Jadi, kalo mobil papasan, harus mengalah karena memang kecil dan sempit. Kalau naik motor mesti hati-hati karena jalan berbatu, berpasir, dan berdebu. Turis asing sering kecelakaan tunggal.



Tujuan pertama, Pantai Kelingking
Menurut Bli Made, karena tak jauh dari pantai ada Pura Kelingking. Makanya dikenal dengan nama Pantai Kelingking. Kalau dilihat sekilas sih, lebih mirip dinosaurus atau tangan dan jempol. Ah, kita bisa turun ke bawah, tapi waktu kita tidak memungkinkan karena untuk turun dan naik butuh waktu sekitar satu setengah jam.



Tujuan kedua, Angel's Billabong
Namanya mirip merk surfing yah? Memang karena reliefnya mirip seperti logo Billabong makanya dinamakan seperti itu. Hati-hati sama batu karangnya. Kasar banget. Aku sempat agak salah berpijak dan punggung tangan kena karang. Alhasil, kulitnya mengelupas.




Tujuan ketiga, Broken Beach atau Pasih Uug
Ini bisa ditempuh dengan berjalan kaki dari Angel's Billabong. Walau namanya pantai, tapi gak ada pantai. Kami menikmati pemandangan dari atas tebing. Dibagian bawah memang ada pasir dan seperti pantai, tapi kata Bli Made, kita tidak bisa turun kebawah seperti di Pantai Kelingking.




Tujuan keempat, our last destination, Crystal Bay
Pantas saja ini jadi lokasi terakhir karena pantainya beneran pantai. Bisa menikmati debur ombak dan mandi-mandi di pantai.




Pulang dari Nusa Penida, kami kelaparan. Mampirlah ke Mak Beng. Rumah makan ini hanya menyediakan menu ikan goreng dan sup ikan. Kuah supnya seger banget! Pas buat kondisi kami yang agak mabuk selama perjalanan dari Nusa Penida, Hehehe.. Honestly, I'm not into fish, but ikan gorengnya enak! crispy di luar, lembut di dalam. Cocolin sambel makin mantap!

Comments

Popular posts from this blog

#TentangBrunei: Belanja Oleh-oleh di Brunei

Assalamu'alaikum, Bagian tersulit dari perjalanan kali ini adalah cari oleh-oleh. Sebenarnya aku sudah memulai mengurangi belanja oleh-oleh untuk orang lain, pengecualian ke teman dekat dan tim kerja yang kelimpahan pekerjaanku saat aku cuti. Kalau untuk diri sendiri aku masih suka beli. Minimal, magnet kulkas atau tumbler  Starbucks geographic series. Tapi karena salah satu temanku ini sangat suka membeli oleh-oleh, jadi kami harus banget beli oleh-oleh. Bagi (kebanyakan) orang Indonesia, memberikan oleh-oleh untuk orang-orang terdekat setelah melakukan perjalanan atau liburan menjadi semacam kewajiban. Selama di Brunei cukup bingung mencari toko yang menjual souvenir dengan ciri khas Brunei. Bahkan mencoba googling pun, menurutku hasilnya kurang memuaskan. Setelah bertanya ke pemilik apartemen, kami diarahkan ke toko Happy Star Brunei Souvenir Shop yang berada di daerah Gadong. Di sini kalian bisa menemukan gantungan kunci, magnet hiasan kulkas, hiasan meja dari akrili...

LOOKBOOK - lihat saya !!!

yuhhuuuuu udah lama banget yah gak update blog ini. selama ini, daku cuma bermin sambil kuliah. hehe :P kali ini mau cerita akhir-akhir ini lagi sibuk apa. yak akhir-akhir ini seneng banget sama foto-foto. tapiiiiiiii foto fashion. project ini di kerjakan bareng ami dan emir. awalnya sih cuma cerita sama emir kalo gw suka foto-foto sendiri di kamar pake outfit yang buat gue unik dan bikin hti senang. ternyata si emir juga suka. trus akhirnya dia nunjukin web lookbook. gara-gara itu lah, akhir pekan kita mulai foto. percobaan pertamanya sih si emir, setelah itu kita jadi suka belanja dan kita pake buat di foto. nih gue kasih unjuk beberapa fotonyah: ni foto dia waktu takut ketauan orang gara-gara cuma pake semacem tanktop foto doi yang lain. barusan kata cowok gw, mirip engkong-engkong kalo yang ini mah gw. yang fotoin? yaaaahh si emir itu sebagian ajah dr foto kita (aslinya sih lupa foto yang lain ada dimana. hehe) tempat foto kita yang terjauh tuh ada di Candi Su...

Lampung, Way Kambas, dan Cerita Tentang Gajah

Hari kedua di Lampung. Kami sudah janjian dengan pak Tino untuk dijemput pukul 08:00 dan langsung menuju Way Kambas. Sekitar pukul 08:30, setelah sarapan di penginapan, kami langsung checkout dan berangkat ke Way Kambas. Perjalanan yang di tempuh cukup atau mungkin sangat jauh. Kurang lebih 110 km dari Bandar Lampung atau sekitar 2-3 jam perjalanan. Sepanjang perjalanan, jalan tak selalu mulus. Ya sebelum berangkat ke Lampung, saya membaca beberapa tulisan yang menyayangkan kondisi jalan menuju tempat wisata di Lampung. Padahal potensi wisata di Lampung cukup banyak. ketemu gajah dan mahout saat menuju TNWK Sekitar pukul 11:00, kami sampai di gerbang masuk. Kami harus membayar Rp30.000 untuk tiket masuk berdua (driver sering kali tidak dikenakan tiket masuk tempat pariwisata, kecuali mobil tetap bayar). Memasuki Taman Nasional Way Kambas, ditengah perjalanan kami melihat sekumpulan monyet di pinggir jalan. Sepertinya merek berharap pengunjung yang lewat memberinya makanan. ...